A.
Klimakterium
Klimakterium merupakan suatu proses fisiologis dalam
siklus kehidupan wanita. Klimakterium bukan merupakan suatu keadaaan patologis
dimana merupakan masa wanita menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi
hormon-hormon ovarium yang membuat wanita tidak dapat memproduksi ovum,
biasanya terjadi selama 7-10 tahun.
Klimakterium terdiri dari 3 fase,
yaitu:
a.
Premenopause, yaitu masa klimakterium yang
terjadi sebelum menopause. Pada masa ini siklus menstruasi cenderung mulai tidak teratur. Wanita mengalami hot flush
atau semburan panas di wajah dan menjalar ke seluruh tubuh. Kurun waktunya 4-5
tahun sebelum menopause.
b.
Menopause, yaitu masa berhentinya menstruasi
secara permanent yang diikuti gejala-gejala yang terkadang membuat wanita
merasa cemas.
c.
Pascamenopause, yaitu masa setelah menstruasi
terakhir sampai gejala hilang, atau sampai akhir kehidupan. Kurun waktunya 3-5
tahun setelah menopause.
Keluhan-keluhan atau gejala yang terjadi pada masa
tersebut dinamakan sindrom klimakterium.
B.
Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu mens dan
pause. Mens yang berarti siklus menstruasi dan pause yang berarti berhenti.
Menopause berarti masa berhentinya menstruasi yang merupakan bagian universal
dan ireversibel dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem reproduksi.
Menopause terjadi beberapa hari pada kehidupan seorang wanita, sehingga dalam
pandangan luas, menopause merupakan suatu masa perubahan pada diri wanita, yang
meliputi perubahan social, sosiologis dan psikologis yang terjadi beberapa
bulan sampai 1 tahun.
Saat ini, terutama di negara
maju, angka harapan hidup sudah semakin tinggi, akibatnya makin banyak wanita
yang mengalami menopause. Meski banyak wanita yang berusia lebih dari 75 tahun,
usia rata-rata menopause ialah 50-51 tahun. Beberapa faktor juga dapat
mempercepat terjadinya menopause, diantaranya merokok, histerektomi, carrier
fragile X, kelainan autoimun dan sebagainya.
Menopause terjadi secara
fisiologis.Menopause menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya sensitivitas
ovarium terhadap stimulasi gonadotropin, yang berhubungan langsung dengan
penurunan dan disfungsi folikuler. Oosit di dalam ovarium akan mengalami atresia
ketika siklus reproduksi wanita berlangsung. Selain itu, folikel juga mengalami
penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20-25 tahun
sesudah menarche.Itu sebabnya pada fase perimenopause dapat terjadi siklus
menstruasi yang irregular.Selain itu, irreguleritas menstruasi juga terjadi
akibat fase folikulerpada fase siklus menstruasi yang juga memendek.
C.
Tanda-tanda Awal dari Klimakterium dan Menopause
Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan
endokrinologis dan vegetative, gangguan psikis, gangguan somatic, dan gangguan
siklus haid. Perubahan kejiwaan seperti semburan panas (hot flush), mudah
marah, susah tidur, rasa gelisah, takut, kurang percaya diri, pusing,
berkeringat banyak dan dada berdebar-debar merupakan gejala-gejala yang dapat
timbul saat wanita memasuki masa menopause. Penurunan gairah seks dapat terjadi
disertai rasa nyeri saat berhubungan dengan suami dikarenakan lubrikasi pada
vagina berkurang sehingga terkadang merasa takut bahwa suami akan berpaling
bahkan merasa dirinya tidak berguna.
Sedangkan perubahan fisik yang terjadi pada seorang
wanita menjelang menopause adalah perubahan pada kulit.Lemak bawah kulit
menghilang sehingga kulit mengendor dan lembek.Kulit mudah terbakar sinar
matahari sehingga menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.Pada kulit timbul
bintik hitam dan kelenjar kulit berkurang sehingga kulit menjadi kering dan
keriput.
D.
Perubahan Masa Klimakterium dan Menopause
1.
Perubahan Kulit
Perubahan kulit yang terjadi pada
masa klimakterium dan menopause adalah:
a.
Kulit mudah rusak akibat photo aging (terbakar matahari), sehingga timbul pigmentasi dan
bintik hitam
b.
Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit
mengendor
c.
Fungsi kelenjar bawah kulit berkurang sehingga
kulit berkeriput, kasar dan kering. Kulit kering disertai pruritus merupakan
maslaha yang mungkin terjadi
d.
Perubahan pada rambut antara lain uban dan
kebotakan
e.
Kuku mengalami kerapuhan sebagai akibat dari
penggembungan longitudinal, pemisahan lapisan kuku, dan menurunnya kandungan
air dalam lapisan kuku
2.
Perubahan pada Fungsi Alat Reproduksi
Perubahan yang terjadi pada alat
genetalia wanita masa klimakterium dan menopause adalah:
a.
Lemak vulva menurun sehingga vulva atropi
b.
Vagina mengering, sehingga menimbulkan keluhan
dispareuni (sakit saat berhubungan seksual)
c.
Lapisan sel liang senggama menipis. Kondisi ini
bisa meningkatkan infeksi kandung kmih dan liang senggama.
d.
Waktu yang dibutuhkan untuk merangsang daerah
sensitive lebih lama seiring dengan proses penuaan.
3.
Perubahan pada Tulang
Perubahan yang terjadi pada tulang
wanita masa klimakterium dan menopause adalah:
a.
Hormone partatiroid berkurang
b.
Tulang mengalami pengapuran, zat kalsium
menurun, sehingga tulang keropos. Tulang mudah patah terutama pada persendian
paha dan osteoporosis.
E.
Ganggguan Klimakterium dan Menopause
Wanita pada masa klimakterium dan menopause dapat mengalami
berbagai gangguan, seperti gangguan endokrin.Kelenjar endokrin bertanggungjawab
untuk mengontrol fungsi internal tubuh.Kelenjar endokrin memproduksi banyak
hormone, yaitu pituitary, hipotalamus, tiroid, dan adrenal.Keadaan tersebut
mempunyai dampak yang signifikan pada seksual wanita.
Pada dasarnya, fase-fase
kehidupan seorang wanita berhubungandengan fungsi organ reproduksinya. Wanita
akan mengalami perubahan besar dalam tubuhnya,sejak sebelum haid, saat haid dan
berhentinya haid. Hal ini akan mempengaruhi fisik maupun psikis seorang wanita
secara keseluruhan.
Seiring dengan tumbuh dan
berkembangnya sel telur dalam ovarium, maka hormone esterogen dan progesterone
mengalami peningkatan dan penurunan. Demikian seterusnya kerja ovarium
mempengaruhi kerja organ reproduksi lainnya, termasuk hormone tubuh daalm
siklus bulanan seorang wanita sampai berakhirnya mas reproduksi, yaitu
menopause.
1.
Gangguan pada Klimakterium
a.
Gangguan neurovegetatif/ gangguan vasomotorik
Muncul berupa gejolk panas (hot
flush), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dada berdebar-debar,
susah bernapas, jari-jari atrofi, dan gangguan usus atau pencernaan.
b.
Gangguan Psikis
Berupa depresi, kelelahan, mudah
tersinggung, gairah berkurang, dan susah tidur.
c.
Gangguan Somatik
Selain berupa gangguan haid atau
amenorea, mencakup pula gangguan kolpitis atrofikans, ektropium ekstropion,
osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis coroner, dan adipositas.
2.
Gangguan Menopause
a.
Menopause premature/ menopause precock
Menopause premature adalah gangguan
jadwal menopause premature bila:
1.
Haid berhenti pada umur 40 tahun
2.
Terjadi gejala premenopause berupa hot flush dan
kenaikan gonadotropin
b.
Menopause terlambat
Gangguan jadwal menopause berupa
menopause terlambat bila:
1.
Haid berhenti setelah berumur 55 tahun
2.
Mncul gejala menopause di umur tersebut
F.
Kelainan Organik pada Masa Menopause
Kelainan
organic terjadi karena stimulant kerja yang tidak seimbang antara estrogen
progesterone. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya kondisi patoogis organ
dalam bentuk:
a.
Peningkatan perdarahan disfungsional
b.
Bisa terjadi perubahan alat genetalia menjadi
tumor jinak mioma uteri, polip endometrial, dan polip servikal
c.
Karsinoma korpus uteri
d.
Keganasan payudara
G.
Manajemen Kebidanan Klimakterum dan Menopause
1.
Anamnesis
Mengkaji adanya keluhan fisik,
psikologi, riwayat personal, dan budaya yang berkaitan.
2.
Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan tanda vital,
dan pemeriksaan lainnya yang meliputi
a.
Tinggi badan
Diukur untuk mengkaji postur,
mekanika tubuh dan tanda osteoporosis
b.
Kulit
Diperiksa untuk mengkaji adanya lesi,
integritas kulit, perubahan tahi lalat.Resiko Kanker kulit meningkat pada masa
ini.
c.
Mulut
Memeriksa daerh sekitar mulut seperti
gigi dan gusi untuk mengkaji kesehatan mulut.
d.
Payudara
Payudara diperiksa untuk mendeteksi
adanya kegananasan.
e.
Perut
Pemeriksaan perut dilakukan untuk
mengetahui adnya pembesaran yang bersifat kistik maupun solid.
f.
Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul ddengan speculum
untuk mengamati perubahan pada vagina dan portio.
g.
Rektum
Pemeriksaan rectum untuk memeriksa
adanya massa dan fissura.
H.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan
urin, darah, pap smear/ IVA test, mammography, USG, kolesterol, pemeriksaan
hormone FSH, LH dan TSH.
I.
Gejala Akibat Kekutrangan Estrogen
a.
Jangka Pendek
·
Vasomotor
Meliputi: hot flush, jantung
berdebar, sakit kepala, keringat banyak pada malam hari
·
Psikologik
Meliputi rasa takut/ gelisah, mudah
tersinggung, cepat marah, susah konsentrasi, perubahan perilaku, depresi,
gamgguam libido
·
Urogenital
Nyeri senggama, vagina kering,
keputihan/ infeksi, perdarahan post coital, ISK, gatal pada vagina/ vulva, nyeri
berkemih, inkontinensia urine.
·
Kulit
Kulit menjadi kering, gatal-gatal,
kuku rapuh
·
Rambut
Tumbuh rambut disekitar bibir, hidung
dan telinga.
·
Mata
Meliputi kerato konjungtivitis
·
Metabolism
Kolesterol tinggi, HDL menurun dan
LDL meningkat.
b.
Jangka Panjang
Meliputi osteoporosis,
aterosklerosis, dementia tipe Alzheimer, ca usus besar.
J.
Diagnosis
a.
Usia 40-60 tahun
b.
Tidak haid > 12 bulan, atau haid tidak
teratur
c.
Keluhan
d.
FSH > 20 IU/ml
e.
E2 < 50 pq/ml
f.
Osteoporosis: densitometer atau USG transdermal
GEJALA KLIMAKTERIUM
Gejala
|
Patologi yang
mendasari
|
uji
|
Gangguan menstruasi
|
Penurunan fungsi
ovarium dengan peningkatan gonadotropin pada akhirnya penurunan kadar
estradiol pada awalnya insufisiensi luteal, kemudian diikuti siklus
anovulatorikdan akhirnya amenorea.
|
Pengkuran estradiol
USG
Terkadang kuratase
fraksional pada kasus perdarahan abnormal
|
arteriosclerosis
|
Etiologi multifactor:
hipertensi, DM, obesitas, stress, merokok, alkoholik, dan faktor genetik
|
Cholesterol,
trigliserid, HDL, LDL, tekanan darah, gula darah
|
Osteoporosis
|
Penurunan kadar
estrogen
Berkurangnya masa
tulang pada menopause
|
Estradiol, FSH
rontgen
Pengukuran kepadatan
tulang
|
Sindrom klimakterium
|
Ketidakstabilan
vasomotor autonom disertai flushing
|
Tidak ada
|
Kelainan adrenal dan
tiroid, DM, gangguan hati dan ginjal, reumatik dan ganggguan imunologis
|
Uyang relevanji
diagnostic khusus
|
K.
HRT (Hormone Replacement Therapy)
1.
Persiapan HRT
·
Jelaskan tujuan pemberian hormone pengganti
·
Kegunanannya yaitu menghilangkan keluhan atau pencegahan,
meningkatkan kualiitas hidup
·
Lama pemberian 5-10 tahun bahkan sampai 20 tahun
atau sebelum sisa seorang hidup wanita
·
Kemungkinan terjadinya efek saming seperti
terjadinya perdarahan
·
Resiko Ca. payudara
·
Perubahan berat badan
2.
Pemeriksaan Dasar
·
Anamnesis
·
Tes ginologik, ex: pap smear
·
Tekanan darah
·
Pemeriksaan payudara
3.
Prinsip Dasar
·
Bila yang digubakan adalah estrogen, maka harus
diberikan secara kontinyu
·
Estrogen harus dikombinasikan dengan
progesterone, kecuali bila uterus telah diangkat
·
Lama pemberian progestron 12-14 hari/ bulan
·
Pemberian secacra sekuensial lebih diutamakan
·
Pada wanita premenopause, lebih dianjurkan
pemberian secara sekuensial
·
Dosis progesterone dimulai dari yang plaing
rendah, tapi dosis tersebut dapat mencegah kelainan pada endometrium,
osteoporosis dan PJK
·
Diutamakan estrogen dan progesterone alamiah
·
Pada wanita yang ingin haid atau perdarahan yang
terjadi bukan merupakan masalah (HRT sekuensial)
·
Pada wanita yang tidak ingin haid lagi, atau
terjadi perdarahan karena suatu gangguan (HRT kontinyu)
·
Esterogen dapat dikombinasikan dengan androgen
seperti DHEAS pada wanita dengan keluhan gangguan libido
4.
Control sebelum Penggunaan HRT
a.
Setelah 1 bulan
·
Keluhan: bila (+)>>berhubungan dengan
dosis, jenis dan cara pemberian
·
Bila (-)>> dosis, jenis, cara pemberian
dilanjutkan
b.
Setelah 3 bulan
·
Tekanan darah
·
Perdarahan, bila ada: cara/ jenis pemberian
diganti
·
Efek samping: mual, sakit kepala, perubahan
berat badan, bila ada ketidaknyamanan maka dosis E diturunkan atau dipilih cara
pemberian yang lain seperti cream atau plester
c.
Setelah 6-12 bulan
·
Test ginekologik (Pap smear)
d.
Setelah 12 bulan
·
Mammography atau cara lain untuk mendeteksi
adanya ca payudara