Jumat, 24 Mei 2013

Pengertian Klimakterium



A.      Klimakterium
Klimakterium merupakan suatu proses fisiologis dalam siklus kehidupan wanita. Klimakterium bukan merupakan suatu keadaaan patologis dimana merupakan masa wanita menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon-hormon ovarium yang membuat wanita tidak dapat memproduksi ovum, biasanya terjadi selama 7-10 tahun.
Klimakterium terdiri dari 3  fase, yaitu:
a.       Premenopause, yaitu masa klimakterium yang terjadi sebelum menopause. Pada masa ini siklus menstruasi cenderung mulai  tidak teratur. Wanita mengalami hot flush atau semburan panas di wajah dan menjalar ke seluruh tubuh. Kurun waktunya 4-5 tahun sebelum menopause.
b.      Menopause, yaitu masa berhentinya menstruasi secara permanent yang diikuti gejala-gejala yang terkadang membuat wanita merasa cemas.
c.       Pascamenopause, yaitu masa setelah menstruasi terakhir sampai gejala hilang, atau sampai akhir kehidupan. Kurun waktunya 3-5 tahun setelah menopause.
Keluhan-keluhan atau gejala yang terjadi pada masa tersebut dinamakan sindrom klimakterium.
B.      Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu mens dan pause. Mens yang berarti siklus menstruasi dan pause yang berarti berhenti. Menopause berarti masa berhentinya menstruasi yang merupakan bagian universal dan ireversibel dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem reproduksi. Menopause terjadi beberapa hari pada kehidupan seorang wanita, sehingga dalam pandangan luas, menopause merupakan suatu masa perubahan pada diri wanita, yang meliputi perubahan social, sosiologis dan psikologis yang terjadi beberapa bulan sampai 1 tahun.
        Saat ini, terutama di negara maju, angka harapan hidup sudah semakin tinggi, akibatnya makin banyak wanita yang mengalami menopause. Meski banyak wanita yang berusia lebih dari 75 tahun, usia rata-rata menopause ialah 50-51 tahun. Beberapa faktor juga dapat mempercepat terjadinya menopause, diantaranya merokok, histerektomi, carrier fragile X, kelainan autoimun dan sebagainya.
        Menopause terjadi secara fisiologis.Menopause menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya sensitivitas ovarium terhadap stimulasi gonadotropin, yang berhubungan langsung dengan penurunan dan disfungsi folikuler. Oosit di dalam ovarium akan mengalami atresia ketika siklus reproduksi wanita berlangsung. Selain itu, folikel juga mengalami penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20-25 tahun sesudah menarche.Itu sebabnya pada fase perimenopause dapat terjadi siklus menstruasi yang irregular.Selain itu, irreguleritas menstruasi juga terjadi akibat fase folikulerpada fase siklus menstruasi yang juga memendek.
C.      Tanda-tanda Awal dari Klimakterium dan Menopause
Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetative, gangguan psikis, gangguan somatic, dan gangguan siklus haid. Perubahan kejiwaan seperti semburan panas (hot flush), mudah marah, susah tidur, rasa gelisah, takut, kurang percaya diri, pusing, berkeringat banyak dan dada berdebar-debar merupakan gejala-gejala yang dapat timbul saat wanita memasuki masa menopause. Penurunan gairah seks dapat terjadi disertai rasa nyeri saat berhubungan dengan suami dikarenakan lubrikasi pada vagina berkurang sehingga terkadang merasa takut bahwa suami akan berpaling bahkan merasa dirinya tidak berguna.
Sedangkan perubahan fisik yang terjadi pada seorang wanita menjelang menopause adalah perubahan pada kulit.Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor dan lembek.Kulit mudah terbakar sinar matahari sehingga menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.Pada kulit timbul bintik hitam dan kelenjar kulit berkurang sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
D.      Perubahan Masa Klimakterium dan Menopause
1.       Perubahan Kulit
Perubahan kulit yang terjadi pada masa klimakterium dan menopause adalah:
a.       Kulit mudah rusak akibat photo aging (terbakar matahari), sehingga timbul pigmentasi dan bintik hitam
b.      Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit mengendor
c.       Fungsi kelenjar bawah kulit berkurang sehingga kulit berkeriput, kasar dan kering. Kulit kering disertai pruritus merupakan maslaha yang mungkin terjadi
d.      Perubahan pada rambut antara lain uban dan kebotakan
e.      Kuku mengalami kerapuhan sebagai akibat dari penggembungan longitudinal, pemisahan lapisan kuku, dan menurunnya kandungan air dalam lapisan kuku
2.       Perubahan pada Fungsi Alat Reproduksi
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia wanita masa klimakterium dan menopause adalah:
a.       Lemak vulva menurun sehingga vulva atropi
b.      Vagina mengering, sehingga menimbulkan keluhan dispareuni (sakit saat berhubungan seksual)
c.       Lapisan sel liang senggama menipis. Kondisi ini bisa meningkatkan infeksi kandung kmih dan liang senggama.
d.      Waktu yang dibutuhkan untuk merangsang daerah sensitive lebih lama seiring dengan proses penuaan.
3.       Perubahan pada Tulang
Perubahan yang terjadi pada tulang wanita masa klimakterium dan menopause adalah:
a.       Hormone partatiroid berkurang
b.      Tulang mengalami pengapuran, zat kalsium menurun, sehingga tulang keropos. Tulang mudah patah terutama pada persendian paha dan osteoporosis.
E.       Ganggguan Klimakterium dan Menopause
Wanita pada masa klimakterium dan menopause dapat mengalami berbagai gangguan, seperti gangguan endokrin.Kelenjar endokrin bertanggungjawab untuk mengontrol fungsi internal tubuh.Kelenjar endokrin memproduksi banyak hormone, yaitu pituitary, hipotalamus, tiroid, dan adrenal.Keadaan tersebut mempunyai dampak yang signifikan pada seksual wanita.
                Pada dasarnya, fase-fase kehidupan seorang wanita berhubungandengan fungsi organ reproduksinya. Wanita akan mengalami perubahan besar dalam tubuhnya,sejak sebelum haid, saat haid dan berhentinya haid. Hal ini akan mempengaruhi fisik maupun psikis seorang wanita secara keseluruhan.
                Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya sel telur dalam ovarium, maka hormone esterogen dan progesterone mengalami peningkatan dan penurunan. Demikian seterusnya kerja ovarium mempengaruhi kerja organ reproduksi lainnya, termasuk hormone tubuh daalm siklus bulanan seorang wanita sampai berakhirnya mas reproduksi, yaitu menopause.
1.       Gangguan pada Klimakterium
a.       Gangguan neurovegetatif/ gangguan vasomotorik
Muncul berupa gejolk panas (hot flush), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dada berdebar-debar, susah bernapas, jari-jari atrofi, dan gangguan usus atau pencernaan.
b.      Gangguan Psikis
Berupa depresi, kelelahan, mudah tersinggung, gairah berkurang, dan susah tidur.
c.       Gangguan Somatik
Selain berupa gangguan haid atau amenorea, mencakup pula gangguan kolpitis atrofikans, ektropium ekstropion, osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis coroner, dan adipositas.
2.       Gangguan Menopause
a.       Menopause premature/ menopause precock
Menopause premature adalah gangguan jadwal menopause premature bila:
1.       Haid berhenti pada umur 40 tahun
2.       Terjadi gejala premenopause berupa hot flush dan kenaikan gonadotropin
b.      Menopause terlambat
Gangguan jadwal menopause berupa menopause terlambat bila:
1.       Haid berhenti setelah berumur 55 tahun
2.       Mncul gejala menopause di umur tersebut
F.       Kelainan Organik pada Masa Menopause
Kelainan organic terjadi karena stimulant kerja yang tidak seimbang antara estrogen progesterone. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya kondisi patoogis organ dalam bentuk:
a.       Peningkatan perdarahan disfungsional
b.      Bisa terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak mioma uteri, polip endometrial, dan polip servikal
c.       Karsinoma korpus uteri
d.      Keganasan payudara
G.     Manajemen Kebidanan Klimakterum dan Menopause
1.       Anamnesis
Mengkaji adanya keluhan fisik, psikologi, riwayat personal, dan budaya yang berkaitan.
2.       Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan tanda vital, dan pemeriksaan lainnya yang meliputi
a.       Tinggi badan
Diukur untuk mengkaji postur, mekanika tubuh dan tanda osteoporosis
b.      Kulit
Diperiksa untuk mengkaji adanya lesi, integritas kulit, perubahan tahi lalat.Resiko Kanker kulit meningkat pada masa ini.
c.       Mulut
Memeriksa daerh sekitar mulut seperti gigi dan gusi untuk mengkaji kesehatan mulut.
d.      Payudara
Payudara diperiksa untuk mendeteksi adanya kegananasan.
e.      Perut
Pemeriksaan perut dilakukan untuk mengetahui adnya pembesaran yang bersifat kistik maupun solid.
f.        Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul ddengan speculum untuk mengamati perubahan pada vagina dan portio.
g.       Rektum
Pemeriksaan rectum untuk memeriksa adanya massa dan fissura.
H.      Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan urin, darah, pap smear/ IVA test, mammography, USG, kolesterol, pemeriksaan hormone FSH, LH dan TSH.
I.        Gejala Akibat Kekutrangan Estrogen
a.       Jangka Pendek
·         Vasomotor
Meliputi: hot flush, jantung berdebar, sakit kepala, keringat banyak pada malam hari
·         Psikologik
Meliputi rasa takut/ gelisah, mudah tersinggung, cepat marah, susah konsentrasi, perubahan perilaku, depresi, gamgguam libido
·         Urogenital
Nyeri senggama, vagina kering, keputihan/ infeksi, perdarahan post coital, ISK, gatal pada vagina/ vulva, nyeri berkemih, inkontinensia urine.
·         Kulit
Kulit menjadi kering, gatal-gatal, kuku rapuh
·         Rambut
Tumbuh rambut disekitar bibir, hidung dan telinga.
·         Mata
Meliputi kerato konjungtivitis
·         Metabolism
Kolesterol tinggi, HDL menurun dan LDL meningkat.
b.      Jangka Panjang
Meliputi osteoporosis, aterosklerosis, dementia tipe Alzheimer, ca usus besar.
J.        Diagnosis
a.       Usia 40-60 tahun
b.      Tidak haid > 12 bulan, atau haid tidak teratur
c.       Keluhan
d.      FSH > 20 IU/ml
e.      E2 < 50 pq/ml
f.        Osteoporosis: densitometer atau USG transdermal

GEJALA KLIMAKTERIUM
Gejala
Patologi yang mendasari
uji
Gangguan menstruasi
Penurunan fungsi ovarium dengan peningkatan gonadotropin pada akhirnya penurunan kadar estradiol pada awalnya insufisiensi luteal, kemudian diikuti siklus anovulatorikdan akhirnya amenorea.
Pengkuran estradiol
USG
Terkadang kuratase fraksional pada kasus perdarahan abnormal
arteriosclerosis
Etiologi multifactor: hipertensi, DM, obesitas, stress, merokok, alkoholik, dan faktor genetik
Cholesterol, trigliserid, HDL, LDL, tekanan darah, gula darah
Osteoporosis
Penurunan kadar estrogen
Berkurangnya masa tulang pada menopause
Estradiol, FSH rontgen
Pengukuran kepadatan tulang
Sindrom klimakterium
Ketidakstabilan vasomotor autonom disertai flushing
Tidak ada
Kelainan adrenal dan tiroid, DM, gangguan hati dan ginjal, reumatik dan ganggguan imunologis
Uyang relevanji diagnostic khusus


K.      HRT (Hormone Replacement Therapy)
1.       Persiapan HRT
·         Jelaskan tujuan pemberian hormone pengganti
·         Kegunanannya yaitu menghilangkan keluhan atau pencegahan, meningkatkan kualiitas hidup
·         Lama pemberian 5-10 tahun bahkan sampai 20 tahun atau sebelum sisa seorang hidup wanita
·         Kemungkinan terjadinya efek saming seperti terjadinya perdarahan
·         Resiko Ca. payudara
·         Perubahan berat badan
2.       Pemeriksaan Dasar
·         Anamnesis
·         Tes ginologik, ex: pap smear
·         Tekanan darah
·         Pemeriksaan payudara
·         Pemeriksaan lab
3.       Prinsip Dasar
·         Bila yang digubakan adalah estrogen, maka harus diberikan secara kontinyu
·         Estrogen harus dikombinasikan dengan progesterone, kecuali  bila uterus telah diangkat
·         Lama pemberian progestron 12-14 hari/ bulan
·         Pemberian secacra sekuensial lebih diutamakan
·         Pada wanita premenopause, lebih dianjurkan pemberian secara sekuensial
·         Dosis progesterone dimulai dari yang plaing rendah, tapi dosis tersebut dapat mencegah kelainan pada endometrium, osteoporosis dan PJK
·         Diutamakan estrogen dan progesterone alamiah
·         Pada wanita yang ingin haid atau perdarahan yang terjadi bukan merupakan masalah (HRT sekuensial)
·         Pada wanita yang tidak ingin haid lagi, atau terjadi perdarahan karena suatu gangguan (HRT kontinyu)
·         Esterogen dapat dikombinasikan dengan androgen seperti DHEAS pada wanita dengan keluhan gangguan libido
4.       Control sebelum Penggunaan HRT
a.       Setelah 1 bulan
·         Keluhan: bila (+)>>berhubungan dengan dosis, jenis dan cara pemberian
·         Bila (-)>> dosis, jenis, cara pemberian dilanjutkan
b.      Setelah 3 bulan
·         Tekanan darah
·         Perdarahan, bila ada: cara/ jenis pemberian diganti
·         Efek samping: mual, sakit kepala, perubahan berat badan, bila ada ketidaknyamanan maka dosis E diturunkan atau dipilih cara pemberian yang lain seperti cream atau plester
c.       Setelah 6-12 bulan
·         Test ginekologik (Pap smear)
d.      Setelah 12 bulan
·         Mammography atau cara lain untuk mendeteksi adanya ca payudara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar