KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang membahas makalah tentang’’INFERTILITAS’’
ini dengan baik. ini di pergunakan untuk memenuhi mata kuliah Kesehatan
Reproduksi di Universitas Respati Yogyakarta.
Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberi saran dan
masukan kepada kami sehingga penyusunan makalah yang membahas tentang“Infertilitas”
kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu,dalam penyusunan makalah ini
menyadari bahwa masih banyak kekeurangan dan kelemahan.Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menbangun untuk
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini menjadi lebih bermafaat untuk
para mahasiswa pada umumnya dan untuk teman sejawat kebidanan pada khususnya.
Yogyakarta,April 2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pasangan
mandul (infertil) adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta telah
berhubungan seks selama satu tahun tetapi belum terjadi kehamilan.menurut statistik kehamilan terjadi
sekitar 80%
pada tahun pertama,75% pada tahun kedua,50-60%
pada tahun ketiga,pada tahun keempat turun menjadi sekitar 40-50%
sedangkan pada tahun kelima lebih kecil,antara 25-30%.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini dikarenakan kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil.Di Indonesia masih langka sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas.Faktor kurangnya pengetahuan tentang kesuburan dan infertil juga menjadi faktor penyebab masih tingginya angka infertilitas.Selain itu, faktor-faktor seperti kesehatan lingkungan, gizi, dan status ekonomi juga menjadi faktor yang mempengaruhi.
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini dikarenakan kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil.Di Indonesia masih langka sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas.Faktor kurangnya pengetahuan tentang kesuburan dan infertil juga menjadi faktor penyebab masih tingginya angka infertilitas.Selain itu, faktor-faktor seperti kesehatan lingkungan, gizi, dan status ekonomi juga menjadi faktor yang mempengaruhi.
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.
Menurut catatan WHO, diketahui
penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii
(saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang
tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas
pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena
gangguan proses ovulasi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari infertilitas?
2. Apa faktor-faktor penyebab infertilitas?
3.
Bagaimana gejala dari infertilitas?
4.
Bagaimana pencegahan serta pengobatan
infertilitas?
C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab dari infertilitas.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab
infertilitas.
3. Mengetahui gejala dari infertilitas.
4. Mengetahui pencegahan serta pengobatan
infertilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah)
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah)
Infertilitas (pasangan mandul)
adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak.(Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil.(Siswandi, 2006).
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
Infertilitas ialah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil.(Siswandi, 2006).
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
Infertilitas ialah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertilitas dibagi menjadi 2 jenis :
v Infertilitas primer
berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun(Djuwantono,2008).
v Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Sebanyak
60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun pertama
pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia
pernikahan. Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau
lebih atau tidak akan pernah memiliki anak (Djuwantono,2008).
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertile,bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua factor yang harus dipenuhi adalah:
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertile,bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua factor yang harus dipenuhi adalah:
1.
suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat
sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) ke
dalam organ reproduksi istri.
2.
istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat
sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat
dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi tempat
perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan.
Apabila
salah satu dari dua factor yang telah disebutkan tersebut tidak dimiliki oleh
pasangan suami-istri,pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki anak. Kondisi
Reproduksi Wanita Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita penyebab infertilitas
adalah endometriosis dan infeksi panggul, sedangkan kelainan lainnya yang lebih
jarang kejadiannya adalah mioma uteri, polip, kista, dan saluran telur
tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat).
B. FAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS
a. Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri) :
a. Faktor penyakit
1. Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
2. Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).
3. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim.Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium).
Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma
aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri
akan mengecil atau sembuh.
4. Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
5. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
6. Saluran Telur yang Tersumbat
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahim
dan saluran telur.
7. Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi).80%penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi).80%penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
b. Faktor fungsional
v Gangguan system hormonal wanita dan
dapat di sertai kelainan bawaan (immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
v Gangguan pada pelepasan sel telur
(ovulasi)
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
v Gangguan pada leher rahim, uterus
(rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam
rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang.
Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka
gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam
saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di
dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan
tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul
(Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur
klamidia. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi
uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang
menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan
akhirnya terjadi abortus berulang.Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang
mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma
tidak dapat bertemu.
v Gangguan implantasi hasil konsepsi
dalam rahim.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
b. Penyebab pada laki-laki (suami)
1.Kelainan pada alat kelamin
a. Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,antara lain pada permukaan
a. Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,antara lain pada permukaan
testis.
b. Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih.
c. Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu
b. Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih.
c. Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu
besar,sehingga
jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti
mengurangi kemampuannya untuk
menimbulkan kehamilan.
d. Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun
2. Kegagalan fungsional
a. Kemampuan ereksi kurang.
b.Kelainan pembentukan spermatozoa.
c. Gangguan pada sperma.
d..Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
a. Kemampuan ereksi kurang.
b.Kelainan pembentukan spermatozoa.
c. Gangguan pada sperma.
d..Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
hormon FSH dan LH. Kedua hormon
tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan
hormon testosteron, akibatnya
produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhi
spermatogenesis dan keabnormalan
semen Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan
testosterone adalah dengan terapi
hormon.
e. Gangguan di daerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga
produksi sperma menjadi terganggu.
Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik”
sperma membutuhkan suhu yang lebih
dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C,
sedangkan suhu tubuh
normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C
saja, proses pembentukan sperma dapat terganggu.
f. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
f. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak
dapat disalurkan dengan
lancar, biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa
jadi bawaan sejak lahir,
terkena infeksi penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)-, serta
vasektomi yang memang
disengaja.
g. Tidak adanya semen
g. Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis
menuju vagina. Bila tidak
ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi).
Kondisi ini biasanya
disebabkan penyakit atau? kecelakaan yang memengaruhi tulang
belakang.
h. Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis
dalam memproduksi
sperma.
c. Penyebab pada suami dan istri
a. Gangguan pada hubungan seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak
sempurna ke vagina,
impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi,
dan kelainan anatomic
seperti
hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
b. Faktor psikologis antara
kedua pasangan (suami dan istri)
1) Masalah tertekan karena
sosial ekonomi belum stabil
2)
Masalah dalam pendidikan.
3) Emosi karena didahului orang lain hamil
3) Emosi karena didahului orang lain hamil
C.
PENCEGHAN INFERTILITA
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
a. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas
a. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas
seperti
infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma.
b. Menghindari rokok karena rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan,
b. Menghindari rokok karena rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan,
jumlah
dan kualitas sperma.
c. Menghindari alkohol dan zat adiktif.
c. Menghindari alkohol dan zat adiktif.
Alkohol
dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosterone
yang
tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal
sebagai
salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma.
d.Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak
d.Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak
membiasakan
penggunaan celana yang panas dan ketat.
D. PENGOBATAN
INFERTILITAS
Adapun
pengobatan dalam infertilitas antara lain:
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalis
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalis
yang menyumbat vas deferens atau
merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan
pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.
Tindakan pembedahan ini akan
meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau menekuk
tuba sehingga akhirnya memerlukan
pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri dari
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri dari
menunggu sampai terjadi kehamila
sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahan
konservatif.
4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan
4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan
pembuluh darah yang melebar (varikokel)
tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding
menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66
% penderita berupa peningkatan jumlah sperma
dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya
10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.
5. Memberikan suplemen vitamin
5. Memberikan suplemen vitamin
Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya
merupakan masalah bermakna karena meliputi
20 % penderita. Penanggulangannya berupa
pemberian beberapa macam obat, yang dari
pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan
kualitas sperma. Usaha menemukan penyebab
di tingkat kromosom dan keberhasilan
manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan
di masa datang.
6.
Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan
bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya.
Pada operasi yang sama, dapat juga
dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah
zakar.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
8. Menjalani teknik reproduksi bantuan
Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin
dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi
dilakukan apabila ada masalah jumlah
sperma yang sangat sedikit atau akibat masalah
antobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah
sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta)
dapat mencoba inseminasi buatan.
E.
PERAN BIDAN
Bidan sebaiknya memberikan konseling kepada para pasangan yang mengalami infertil yang melakukan bayi tabung bahwa bayi hasil bayi tabung berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu peran orang tua sangat berperan penting dalam membangun sikap positif pada anak agar anak tidak merasa dibedakan dari orang lain yang lahir secara nrmal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam seminggu dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
B. SARAN
Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.Kepada tenaga kesehatan hendaknya mampu memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi kepada pasanagan usia subur (PUS).
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba
Chandranita Ayu Ida dkk.2009,Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,Jakarta : EGC
http://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas/
http://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas/
http://yoe-tse.blogspot.com/2011/03/makalah-infertilitas.html
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar